-->

Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Padang Pariaman

https://www.mardatanews.com/2024/01/hadiri-malam-syukuran-bersama.html

Tag Terpopuler

Sejarah Berlalu Pemilihan Kepala Daerah,Bupati Padang Pariaman

Rabu, 10 Juli 2024 | Juli 10, 2024 WIB Last Updated 2024-07-10T14:35:20Z

     Berita Opini, Terbit rabu,10 juli 2024
 

Mardatanews.com-Pilkada Padang Pariaman telah menjadi sorotan karena keunikan dan pola yang menarik dalam proses pemilihan kepala daerah. Sejak dilakukannya Pilkada langsung pada tahun 2005 hingga saat ini, daerah ini telah menjadi saksi dari serangkaian peristiwa yang menarik perhatian, baik dari segi politik maupun budaya.


1. Dominasi Incumbent.Salah satu ciri khas yang mencolok dari Pilkada Padang Pariaman adalah kecenderungan dimenangkannya calonincumbent, yakni petahana. Sejak awal diperkenalkannya sistem Pilkada langsung pada tahun 2005, belum ada satu pun pemilihan yang tidak dimenangi oleh incumbent. Dimana pada waktu itu Drs.H.Muslim Kasim yang berpasangan dengan Drs. Ali Mukhni berhasil mengalahkan pasangan M.Yusuf – Isril Berd dan Jasman Juni – Herman Harun. Muslim Kasim pada Pilkada ini merupakan pertahana atau Bupati pada saat itu (periode 2000-2005). Kemudian Pilkada Padang Pariaman tahun 2010-2015 dimenangkan oleh Ali Mukhni-Damsuar melawan M. Yusuf-Zamzamil di putaran kedua. Pada saat itu Ali Mukhni juga bersatus pertahana yang merupakan Wakil Bupati (incumbent) periode 2005-2010. Pada Pilkada tahun 2009 ini, putaran pertama diikuti oleh 6 pasangan calon yaitu : Ali Mukhni-Damsuar, Sudirman Gani-Eri Zulfian, M. Yusuf – Zamzamil, Jasma Juni – Bachtiar Sultan, Yobana Samial – Dasril, dan Ambia Boestam – Yusalman.Pada Pilkada Tahun 2015-2020, kembali incumbent (Ali Mukhni yang merupakan Bupati pada waktu itu) memenangkan pemilihan. Dimana pasangan Ali Mukhni – Suhatri Bur berhasil menggungguli Alfikri Mukhlis – Yulius Danil dengan hasil 60,67% berbanding 39,33%.


Selanjutnya untuk Pilkada Periode 2020-2025, sebagai pertahanan atau incumbent pada waktu itu(Wakil Bupati) Suhatri Bur yang berpasangan dengan Rahmang berhasil memenangkan pemilihandengan perolehan suara 40,6% melawan pasangan Tri Suryadi-Taslim (36,4%) dan Refrizal-Happy Neldi (23%). Padahal lawan pertahana kali ini cukup berat, seperti Tri Suryadi (Anggota DPRD Provinsi Sumatera Barat) dan Refrizal (Mantan Anggota DPR-RI periode 2015-2020).


Fenomena ini menimbulkan beragam spekulasi dan analisis dari para pengamat politik. Hal ini tentu akan dikaitkan dengan Pilkada 2024 yang akan berlansung pada tanggal 27 November. Melihat pada hasil Pilkada-pilkada sebelumnya, beberapa pengamat dan tokoh masyarakat Padang Pariaman berpikiran dan berseloroh bahwa siapapun pasangan incumbent (misalkan saja kopiah) maka tidak akan ada pasangan calon lain yang dapat mengalahkannya. 


2. Kontinuitas Kepemimpinan Menariknya, tidak hanya incumbent yang menjadi kunci kemenangan, tetapi juga wakil bupati yang menggantikan posisi bupati selanjutnya. Pola ini menggambarkan adanya kontinuitas kepemimpinan yang terjalin secara alami di tengah masyarakat Padang Pariaman. Beberapa contoh yang dapat kita lihat bahwa kepemimpinan Muslim Kasim sebagai Bupati (periode 2005-2010) dilanjutkan oleh Ali Mukhni yang merupakan wakilnya pada periode itu. Kemudian setelah Ali Mukhni tidak bisa lagi maju sebagai calon Bupati karena sudah 2 periode maka dilanjutkan oleh Suhatri Bur yang merupakan juga wakil bupati Ali Mukhni pada periode 2015-2020.Sehingga sebagian besar para pesaing politik mengejar dan berharap menjadi wakil bupati periodeke-2 dari pasangan pertahana. Target mereka tentu nanti berharap pada periode berikutnya 2025-2030 yang sudah pasti tidak akan diikuti oleh Bupati terpilih nantinya, mereka akan maju sebagai pertahana


3. Peran Profesi Birokrat.Profesi birokrat memiliki peran penting dalam menentukan kemenangan pasangan calon. Dalam dinamika politik Padang Pariaman, faktor ini sering menjadi pusat perhatian karena keahlian dan koneksi yang dimiliki oleh para birokrat dapat memengaruhi arah dukungan dan pemilih.Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) di Padang Pariaman merupakan ajang yang tidak hanya menentukan arah kepemimpinan, tetapi juga mencerminkan dinamika politik dan sosial masyarakat setempat. Salah satu  yang menonjol dalam proses ini adalah peran yang dimainkan oleh para birokrat, atau Aparatur Sipil Negara (ASN).Dengan populasi ASN mencapai lebih dari 7000 orang, tidak dapat disangkal bahwa keberadaan mereka memiliki dampak signifikan terhadap perolehan suara calon yang berasal dari kalangan ASN sendiri. Fenomena ini tidak hanya berkaitan dengan jumlah, tetapi juga dengan jaringan sosial yang erat di antara sesama ASN. Hubungan yang akrab ini memberikan kepercayaan tambahan pada calon yang berasal dari profesi birokrat untuk memperjuangkan kesejahteraan masyarakat serta menjalankan roda pemerintahan dengan baik.Sejak tahun 2005, setiap Pilkada di Padang Pariaman hampir selalu melibatkan salah satu pasangan calon yang salah satunya memiliki latar belakang sebagai ASN. Contohnya, pada Pilkada tahun 2005-2010, pasangan Muslim Kasim (BUMN) dan Ali Mukhni (ASN) berhasil meraih kemenangan. Kemudian pada periode 2010-2015, Ali Mukhni (ASN) bersama Damsuar (ASN), kembali meraih dukungan yang kuat dari kalangan ASN untuk memimpin daerah ini. Begitu pula pada Pilkada berikutnya, pasangan Ali Mukhni (ASN) dan Suhatri Bur (Politisi) berhasil mempertahankan kemenangan mereka dari 2015 hingga 2020.


Pada Pilkada terbaru tahun 2020-2025, dinamika tetap berlanjut dengan kemenangan pasangan Suhatri Bur (Politisi) dan Rahmang (ASN), menunjukkan bahwa dukungan ASN terhadap calon dari profesi birokrat masih tetap kuat.Dalam konteks ini, dapat disimpulkan bahwa profesi birokrat memainkan peran penting dalam politik lokal Padang Pariaman. Dukungan yang konsisten dari kalangan ASN tidak hanya memengaruhi hasil pemilihan, tetapi juga mencerminkan kepercayaan terhadap kemampuan dan komitmen para birokrat dalam mengemban amanah publik. Hal ini menjadi sebuah fenomena menarik dalam dinamika politik daerah, di mana peran dan pengaruh para birokrat terus menjadi sorotan utama dalam setiap Pilkada yang diselenggarakan.Menarik memang untuk menjadi kajian selanjutnya, Pilkada Padang Pariaman tidak hanya menjadi ajang politik semata tetapi juga mencerminkan dinamika sosial, budaya, dan politik yang unik di wilayah tersebut. Meskipun pola yang ada menunjukkan kecenderungan tertentu, namun proses ini terus mengalami evolusi sesuai dengan perubahan zaman dan tuntutan masyarakat.


Sarjana Ilmu Politik, FISIP UNRI.Ketua Lembaga Study Kajian Sosial dan Politik (LEKSIPOL) Provinsi Sumatera Barat


Penulis:Zahirman


(Red/**)

Bolasport

×
Berita Terbaru Update